Thursday 20 August 2015

Site Visit to Pometet

Welcome to Pometet

Today, Jonas (DK), Tobyn (Engalnd), Anna (Canada), Yelena (Columbia) and I went to Pometet in Taastrup. It’s about 24,7 km from our office, or about 35 min by car but we turned out about 50 minutes because of getting a little bit lost :D.  Arriving there, Michael and Tom had been waiting for us. Tom is an associate professor from Department of Plant and environmental Science, University of Copenhagen, where this garden belongs to.

Yelena-Dwi-Anna

What a small car -,-"

We brought our containers to the garden and Tom gave some explanation about Pometet. Pometet or Pometum is a collection of varieties of fruit trees and bushes. The word derived from the latin word “pomum” which means “fruit on trees" (pometet.dk).  It is a 2 hectare teaching  garden which collects 800 apple varieties, of which about 300 is Danish. Although it has an incredible number of apple collection, there are some other fruits such as pears, cherries, grapes, currant, berries and 200 varieties of strawberry are being conserved.  For me it is like a living fruit trees museum. We are lucky to have this opportunity to pick some ripen fruits. Along with Tom explaining about the plants, we tasted lots of berries, currants, plum, and sour cherry as we passed by.
Tom was explaining, Jonas was busy eating, Tobyn wanted as well, Anna, Yelena


There were so many ripen fruits, however, today we’re just gonna take some plums, red and white currants, goose berry and sour cherry for lab uses. So, everyone took their own container, started to (eating) picking up fruits, and not to forget labelling it. August is just the right time for harvesting. We had so much fun as you can see from the pictures below. I am so grateful to Allah for this beautiful trip. Alhamdulillahirabbil ‘alamin…
Look what we got!! #happyFace

Explore

Wednesday 19 August 2015

Ordering poster for Conference

I am so thankful of being a PhD student in University of Copenhagen. Next week, I am going to have a poster presentation in The 11th Pangborn Sensory Science Symposium  in Gothenburg, Sweden. For that, I had some preparation such as making poster and had a little presentation (I would prefer to call it discussion, actually) to my lab member. Yesterday morning, I ordered the poster printing and after lunch time, we had the discussion. It was very nice to practice what I am going to talk about my poster. Also, they gave me some insight and suggestion for further research. I like the conducive and supportive atmosphere in the lab. I feel that people here are much friendlier, warmer and care compare to … (ehm, not to mention country I lived before).

So, I am going to explain how to order poster. It is very easy.

Friday 14 August 2015

Food makes human, human

Gerundelan pikiran setelah membaca artikel NASA panen salad di luar angkasa.

Ilmu teknologi pangan bermula saat Nicholas Appert, seorang koki dari Perancis, mengembangkan proses pengemasan dengan menggunakan bahan dari gelas pada tahun 1784. Kemudian Louis Pasteur berkontribusi dalam bidang mikrobiologi pangan pada tahun 1864 dengan mencegah kerusakan wine. Sejak saat itu ilmu teknologi pangan terus berkembang untuk berbagai keperluan, salah satunya yang cukup pesat adalah yang dilakukan NASA untuk menyediakan makanan bagi para astronotnya di luar angkasa. Banyak sekali cara  ditempuh untuk melakukan penelitian bagaimana mengolah, mengemas, mengawetkan dan membuat super food, makanan padat gizi yang siap konsumsi dan memenuhi kebutuhan energi vitamin, mineral dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan tubuh-hingga saat ini.

Thursday 13 August 2015

Pelajaran membuat kopi

Pagi ini tiba di kantor, entah kenapa saya merasa sangat ngantuk sekali. Saya pun pergi ke lab, barangkali ada yang bikin kopi, saya mau minta. Di lab cuma ada Jonas. Dia bilang dia baru aja bikin kopi 10 menit yang lalu dan hanya untuk satu gelas. Dia nyuruh aku bikin sendiri. Tapi melihat perlengkapan yang ada di Lab, dengan biji kopi utuh, aku gak ngerti gimana cara bikin kopi T,T disini. Aku pilih gak jadi aja deh daripada ngancurin dapur. Tapi Jonas maksa aku bikin kopi dan akan menunjukkan caranya. Akhirnya aku nyerah untuk tidak mencoba.

Saturday 8 August 2015

Copenhagen Fashion Exchange

Pintu Masuk Fashion Exchange

Hari ini Aku berencana untuk ke toko second untuk liat2 barang, cari outfit dan sepatu. Pas lagi mau siap-siap di dapur, disapa Maike, dia ngajak ke Fashion Exchange di depan City Hall. Gak tahu persisnya itu apa, tapi kata Maike, kita harus bawa minimal satu baju yang masih layak pakai untuk bisa masuk ke situ. Kata Maike, itu adalah Swap Market dimana kita bisa tuker-tukeran barang fashion. Maike sudah pernah tiga kali ikut Swap market. Yang pertama dia cari-cari di internet, tuker-tukeran barang lewat salah satu website khusus untuk itu. Yang kedua, dia bikin sendiri dengan 5 orang temannya. Yang ketiga dia bikin dengan teman-temannya yang lebih banyak. Ini kali keempat dia ikut swap market. Dia sendiri gak tahu bagaimana mekanismenya yang di Copenhagen ini. Apakah kita bawa barang lalu diberi kupon untuk ”membeli” barang yang lain, atau satu barang ditukar dengan satu barang yang sejenis, atau kita boleh bawa berapa saja dan oleh mengambil sepuasnya. Karena belum pernah ke acara macam itu, aku pikir ya logisnya dan adilnya satu barang ditukar satu barang lah ya. Entahlah..

Friday 7 August 2015

Allium ursinum or Ramsons or Wild garlic

Allium ursinum or Ramsons or Wild garlic. Tanaman ini pernah aku temui ketika aku jalan-jalan ke Hallerbos, di Belgium. Ada sekelompok orang yang berhenti dan berbincang tentang tanaman yang baru mereka petik. Mereka bilang baunya seperti bawang putih. Penasaran, aku dan suami ikutan metik. (maaf ya…). Penasaran sekali ini sebenarnya tanaman apa. Tapi ketika memetik dan mencium baunya, beneran loh persis bawang putih. Dan yang terbayang saat itu adalah bikin omelet dengan potongan daun ini atau bikin mie rebus dengan potongan daun ini.

Hallerbos, Halle, Belgium


Adalah hutan konservasi yang juga digunakan untuk jogging, walking, biking, maupun horse riding. Tempatnya di Halle, satu stasiun ke selatan dari Brussel Zuid/Midi. Untuk bisa mencapai Hallerbos, dari stasiun Halle bisa naik bus TEC nomor 114 (hanya senin-jum’at) atau De Lijn 155 atau 156. Khusus De Lijn, mereka tetap beroperasi pada akhir pekan, hanya saja frekuensinya satu jam sekali.
Kemarin, tanggal 12 April 2015, saya dan suami pergi ke Hallerbos. Cuaca hari itu sangat cerah. Matahari bersinar hangat. Kita sampai tidak perlu pakai jaket selama perjalanan. Begitu sampai di stasiun Halle, kami bingung karena tidak menemukan bagian informasi. Lalu bis De Lijn nomor 155 datang, kami bertanay pada supir dan dipersilahkan naik bisnya. Sekitar 15 menit naik bus kami diturunkan di Parking 1 Hallerbos. Dari situ, kami jalan kaki kira-kira 15 menit sampai di pintu masuk Hallerbos. Di sana hanya ada papan petunjuk berupa peta hutan. Kami memutuskan untuk berjalan kaki ke arah pintu masuk yang kedua (dimana seharusnya bus De Lijn 156 berhenti, jadi kita bisa sekalian pulang nanti naik bus 156) sambil melewati hutan.