Thursday 12 January 2017

Lingkungan Lingkaran

Sudah jam 10 dan saya belum bisa konsentrasi memulai pekerjaan. Ini gak efektif blas! Saya masih kepikiran tentang lingkaran relatif. Manusia itu terbentuk tergantung dengan lingkungannya ya.. Saya dari sejak pertama kali masuk sekolah, teman saya kebanyakan berjenis kelamin laki-laki. Tapi saya tahu benar batasan hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam koridor Islam. Itu value yang saya pegang, dari dulu.



Seperti gambar ini. Misal kita analogikan lingkaran yang di tengah itu adalah hubungan pertemanan antara dua manusia berbeda jenis kelamin. Jika dibandingkan antara gambar 1, 2, dan 3, tiga lingkaran yang di tengah itu berukuran persis sama besar. Namun jadi relatif terlihat berbeda ukuran karena lingkungannya. Begitu pula sebuah hubungan antara dua manusia yang berbeda jenis. Nah, ketika kita bicara lingkungan, ini merupakan konteks. Seumur perjalanan hidup saya di luar negeri, orang tidak pernah ambil pusing tentang hubungan antara dua manusia berbeda jenis kelamin. Menurut mereka biasa-biasa aja. Gak ada yang aneh dan mencurigakan. Jika dianalogikan lingkaran yang di tengah itu adalah hubungan pertemanan antara dua manusia berbeda jenis kelamin, maka di lingkungan yang setara pemikirannya, lingkaran yang di tengah itu tidak terlihat berbeda. Biasa saja. Gak ada yang spesial dan gak ada yang perlu dicurigai (gambar 3).

Dua gambar di sebelah kiri, lingkaran yang di tengah adalah sama persis dan sama besar dengan gambar paling kanan, namun karena lingkungannya memiliki pemikiran yang lebih cupet, maka lingkaran yang di tengah menjadi terlihat aneh, berbeda, dan menonjol (entah terlihat lebih kecil atau lebih besar). Padahal sama saja.

Kesimpulan pelajaran yang dapat diambil antara lain:

  1. Berhati-hatilah dalam memilih teman. Jangan pilih atau jangan berada di lingkungan cupet.
  2. Jika anda terpaksa berada di lingkungan yang cupet, jangan jadi cupet juga cara berpikirnya. Kalau mau ambil jalan mudah dan cepat, ya jagalah jarak supaya tidak berbeda. Kalau mau anti main stream, ya berusahalah mendidik lingkungan sekitar supaya gak cupet. Caranya dengan memperlebar arus komunikasi.  
  3. Hal ini berlaku juga dalam pandangan lain. Dalam kasus blog ini diambil perspektif hubungan pertemanan.

*Draft blog yang sudah sangat lama, namun belum sempat diunggah