Kalau kita berbuat baik terhadap seseorang,
diluruskan lagi niatnya.. Kita berbuat baik karena dia sudah baik kepada kita,
atau karena kita berharap dia berbuat baik pada kita, atau karena ikhlas
lillahi ta’ala?
Ikhlas itu ilmu paling tinggi. Pelajarannya seumur
hidup. Ujiannya tidak mudah. Jadwalnya
datang tak tentu.
Kalau kita berbuat
baik sama orang baik, ikhlas itu (mungkin) mudah. Tapi kalau ada orang yang
(sebenernya mungkin dia) baik, tapi dia tidak bisa menghargai orang lain dengan
baik, terus kita sudah terlanjur berbuat baik sama dia….
Ya seharusnya saya
ikhlas membantu dia. Toh untuk mempermudah hidup saya sendiri. Tapi seharusnya
ikhlas saya diiringi dengan tidak perlu berharap orang itu untuk bersikap baik
sama kita atau bisa menghargai kita seperti yang kita harapkan karena ini justru akan menimbulkan kekecewaan dan kekecewaan ini akan mengurangi keikhlasan.
Seharusnya kalau
memang kita ikhlas lillahi ta’ala, gak peduli orang itu mau kayak gimana, mau
baik, mau gak baik, mau bisa menghargai orang lain ataupun tidak, mau gayanya
sopan, mau gayanya songong, ya kalau kita ikhlas berbuat baik ya harus IKHLAS.
Titik.