Sunday 9 July 2017

Annecy, 8 July 2017

Annecy adalah kota kecil di tenggara Lyon. Dari Lyon, hanya berjarak 2 jam saja perjalanan dengan Ouibus. Saya berangkat sendiri dan hanya akan menghabiskan 10 jam di Annecy. Perjalanan menuju Annecy sungguh indah. Bus berjalan menembus gunung, benar-benar menembus gunung karena ada terowongan yang cukup panjang menembus gunung.


Tiba di Annecy, dari terminal bus yang terletak di sebelah stasiun, saya jalan keliling kota tua hingga sampai di danau. Danau Annecy itu sungguh Indah. Benar apa yang dikatakan banyak orang. Danau ini dikelilingi oleh pegunungan Alpen dan Mont Blanc. Hari begitu terik saat itu. Saya memutuskan untuk istirahat sebentar di bawah pohon sambil menikmati roti dan pemandangan danau. Pemandangan danau Annecy ini mengingatkan saya dengan Sarangan. Iya, persis di Sarangan. Ada danau dan gunung. Bedanya, airnya di sini lebih biru cemerlang. Setelah itu perjalanan saya lanjutkan menuju kantor turis informasi.

Di kantor turis informasi saya bertanya bagaimana cara menuju gunung dan melihat pemandangan danau dari atas. Setelah mendapatkan informasi dan peta, saya makan siang dulu di pinggir lapangan yang teduh dimana banyak orang juga berpikinik disitu. Pemandangan dari lapangan itu adalh gunung Semnoz.

Setelah makan siang bekal nasi goreng, saya berjalan menuju ke museum yang bisa lihat pemnadangan dari atas. Namun sayang, hanya untuk menikmati pemandangan itu, saya harus bayar 5 euro. Beruhubung saat itu lagi terik-terik-super menyengatnya, say apikir saya tidak akan menikmati pemandangan dari atas. Akhirnya saya turun lagi dan berjalan di sekitar kota tua. Sambil menunggu bis untuk menuju ke Semnoz, saya yang sudah pusing karena panas matahari yang begitu menyengat akhirnya memilih untuk istirahat di pinggir lapangan lagi. Lumayan, saya bisa tidur setengah jam lebih. Alhamdulillah Allah melindungi saya.

Dua puluh menit sebelum jadwal bis, saya jalan menuju ke terminal bis. Tiket bis kuning menuju Semnoz biayanya 6 euro bolak balik. Bis ini biasa digunakan orang untuk olahraga sepeda turun gunung, jadi separuh bagian bis adalah tempat untuk menggantung sepeda. Saya turun di halte terakhir dan baru ada bis turun dua jam kemudian. Akhirnya saya berjalan kaki di sekitaran halte itu. Pemandangan di atas itu memang indah. Kita bisa lihat gunung Alpen dengan salju abadinya yang sampai musim panas super terik begini aja masih bersalju. Di sana ada penggembalaan sapi juga. Saya sempat merekam ketika kawanan sapi itu lewat di depan mata saya. Ini momen langka. Lihat sapi di puncak gunung Semnoz. Karena bingung mau berbuat apa selama dua jam, akhirnya saya masuk ke satu-satunya bangunan berupa restoran di situ dan memesan es krim gila. TIGA scoop es krim dengan saus caramel dan whipped cream. Beuh.. super. Tapi es krim itu benar-benar membunuh waktu 2 jam itu dengan bonus pemandangan gunung yang Indah. Es krim itu seharga 7 euro.

Setelah dua jam, bis itu datang dan saya turun kembali ke kota. Ketika perjalanan turun, saya menemukan ternyata kalau turun di satu halte sebelum pemberhentian terakhir (Rocher Blanc) lebih menarik karena tempatnya lebih ramai dan pemandangannya lebih bagus. Bisa lihat danau Annecy dari atas. Atau kalau musim dingin tiba, kita bisa ski di sini. Halte untuk ski adalah Luge Ete hiver. Di sana ada stasiun untuk ski. Selain itu, pelajaran lain yang dapat diambil adalah sebaiknya duduk di deretan yang berlawanan dengan supir karena pemandangannya lebih bagus dan lebih dekat untuk bisa ambil gambar.

Tiba di kota, ternyata saya masih punya 1,5 jam sebelum bus saya ke Lyon datang. Akhirnya saya makan malam di taman sambal menikmati event yang sedang berlangsung saat itu. Alhamdulillah. Pengalaman baru pergi sendirian. Jadi bisa mengukur kemampuan diri. Tidak ngoyo ke banyak tempat dan benar-benar menikmati pemandangan, waktu sendiri dan mensyukuri segala nikmat yang diberi.