Tuesday 17 April 2018

Gastroscopy

December 2017
Ada yang salah sama tubuh saya. Saya jadi sering ngilu di telinga, setiap bangun pagi sesak tidak karuan, sulit untuk tarik napas, harus dilakukan sangat pelan-pelan sekali karena super sakit di dada kiri, setiap kali habis makan sering gumoh, perut makin semarak dengan bunyi-bunyian anehnya. Sering sekali dan hampir setiap hari. Sampai akhirnya saya sesak setelah makan siang di kantor, lari ke lab untuk mencari teh atau apa pun yang bisa menenangkan saya, malah bikin heboh temen2 karena mereka khawatir. Saya terharu dan berusaha tenang.

Akhirnya saya buat janji dengan General Practitioner (GP) atau dokter umum. Alhamdulillah masih bisa dapat jadwal yang tidak terlalu lama.


Ketika tiba waktunya konsultasi, saya ceritakan semua keluhan saya, kondisi saya yang diakhir tahun PhD dan lain sebagainya. GP saya akhirnya memberikan resep obat tetes telinga dan merekomendasikan saya untuk melakukan gastroscopy di dokter spesialis. Karena gak tahu apa itu gastroscopy, jadi saya iya iya aja. Manutlah. Yang penting aku gak mau sesak dan gumoh tiap habis makan setiap hari. Dia memberikan saya beberapa rekomendasi dokter spesialis untuk saya membuat janji sendiri. Tapi GP saya sudah membuat rekomendasi langsung via portal kesehatan. Jadi ke siapa pun dokter spesialisnya nanti, mereka pasti melihat kalau saya punya rekomendasi.

Tentang sistem kesehatan terpadu

Di Denmark, sistem kesehatan mereka sangat terpadu. Setiap orang memiliki kartu kuning yang berlaku sebagai kartu asuransi kesehatan. Nomor pada kartu tersebut adalah Social security number. Website untuk pasien namanya Clinea Patient Portal. Di website ini kita bisa membuat janji dengan GP kita, bisa konsultasi elektronik, bisa lihat resep yang dikasih sama para dokter. Dokternya juga punya sistem yang bisa kasih surat rekomendasi, resep obat, dan lain-lain. Jadi hemat kertas. Kita gak perlu bawa-bawa surat fisik yang sudah tertulis harus ke rumah sakit mana seperti di Indonesia. Di Denamrk, surat rekomendasi dari GP sudah "menempel" di nomor asuransi kita. Jadi ke dokter mana pun, mereka tahu kita punya rekomendasi atau tidak. Semua biaya kesehatan di Denmark ini gratis. Ke spesialis juga gratis asal punya surat rekomendasi dari GP. Tapi kalau sudah buat janji dan tidak datang, maka kita kena denda sekitar 250-500 DKK. Jadi hargailah waktu kita dan waktu orang lain.

Ke dokter spesialis perut

Jadilah saya membuat janji via telpon dengan dokter spesialis perut yang dekat dengan rumah. Alhamdulillah ketika saya telpon, baru saja ada ang membatalkan janji, sehingga saya bisa langsung diperiksa dua hari setelah saya membuat telpon, pagi hari. Padahal waktu tunggu untuk periksa bisa paling cepat satu minggu sampai satu bulan. Alhamdulillah saya beruntung. Saya diminta untuk berpuasa paling tidak 8 jam sebelum datang. Bahkan tidak boleh minum air putih. Karena saya sendirian di negara ini, saya kabari suami dan keluarga. Tapi ketika saya telpon mama kok sajake heboh. Emangnya bakal diapain sih gastroscopy itu. Akhirnya sebelum datang jadwal pemeriksaan, saya sempatkan diri untuk "belajar" dari internet tentang apa itu gastroscopy dan apa yang akan terjadi selama pemeriksaan supaya saya lebih siap mental. Well, iya pantes mama agak khawatir. Tapi insyaAllah saya bersama para malaikat dan Allah yang melindungi saya.

Winter itu, langit masih gelap, tepat setelah solat subuh, saya berangkat naik bus ke dokter spesialis. Di web, disarankan untuk tidak mengendarai apapun karena kita akan di bius. Tergantung seberapa kuat kendali tubuh kita, tapi kemungkinan besar kita hanya dibius lokal. Tapi untuk keamanan diri setelah pemeriksaan, saya tidak berani naik sepeda. Naik bis saja.

Tiba di dokter spesialis, saya gesek kartu kuning saya, menunggu sebentar, kemudian dipanggil ke ruang pemeriksaan. Suster kemudian menjelaskan kepada saya apa yang akan terjadi. Saya akan diberi obat bius lokal dengan cara disemprot, kemudian diminta untuk berbaring ke kiri, nanti dokter akan memasukkan selang kamera ke dalam mulut saya untuk melakukan pemeriksaan. Dokter akan mengambil beberapa gambar bagian dalam lambung saya, dan mengambil sampel untuk pemeriksaan bakteri. Setelah itu saya diminta untuk melepas jilbab karena takut kotor selama pemeriksaan. Pemeriksaan berlangsung sekitar 5-10 menit. Tidak lama namun sangat tidak nyaman. Saya sampai meneteskan air mata, reaksi fisiologis kalau mulut, tenggorokan dan perut kamu disogok-sogok. Alhamdulillah susternya baik sekali dan ramah. Dia memegangi tangan saya, mengelap liur saya, dan mengelus punggung saya supaya tenang.

Setelah pemeriksaan, saya merapikan kembali pakaian saya, kemudian masuk ke ruang konsultasi dokter untuk dijelaskan apa yang barusan terjadi, lihat-lihat foto selfie lambung saya, konsultasi apa yang harus saya lakukan. Dokter sini tidak memberi saya pantangan apapun, termasuk makanan pedas. Saya hanya diminta untuk makan malam paling lambat 3 jam sebelum tidur. Lalu dia bilang akan telpon kalau sudah ada hasil pemeriksaan bakterinya. Setelah menuliskan resep obat di portal saya, saya diperbolehkan pulang.

Obat bius itu masih terasa dan akan hilang setelah 1-1,5 jam. Saya pun belum nyaman untuk sarapn begini caranya. Mungkin sarapan yang lembut-lembut dulu akan lebih membuat nyaman. akhirnya saya sarapan pisang dan yogurt.

Untuk obat, tidak gratis di Denmark, Kita harus beli sendiri. Tapi untuk obat yang diresep oleh dokter, kita dapat keringanan. Saya diberi obat untuk diminum 2 kali sehari selama satu bulan. Jadi dapatnya langsung segobak banyak banget gitu.

Alhamdulillah meski pemeriksaan ini mudah, gratis, tapi semoga saya sehat selalu. Aamiin...